Ritual Koke Bale. Merupakan pesta adat dilaksanakan oleh orang Lewokluok, Blepanawa dan Bama di wilayah Kecamatan Demon pagong untuk memberi makan para leluhur sebagai ungkapan syukur atas kehidupan yang telah diberikan serta untuk membersihkan diri dari pengaruh roh jahat dan hal-hal kotor lainnya.
Hari pertama, upacara “ Tuhuk Kelewon “ mengundang kehadiran para leluhur untuk diberi makan dan dilanjutkan dengan upacara “Eten Bine“ yakni penghantaran sesajian untuk Sang Dewi Penjaga Mata Air. Hari kedua, upacara “ Belo Wuli “ yakni pembantaian hewan-hewan kurban yang akan disiapkan sebagai santapan pada saat upacara keesokan harinya. Hari ketiga, upacara “ Gole “ yakni puncak dari ritual ditandai dengan kegiatan makan bersama di rumah.
Berbagai ritual Adat lainnya di Kabupaten Flores Timur, antara lain:
Upacara Toben Lewo
Upacara adat untuk membersihkan diri dari pengaruh roh jahat dan hal – hal kotor lainnya, sehingga tidak ada aral rintangan yang menghambat perkembangan di desa setempat. Dilaksanakan oleh orang Botung – Kecamatan Wotan Ulomado (Pulau Adonara). Upacara ini diawali dengan memberi makan para leluhur. Puncak dari upacara adalah Toben Lewo yang merupakan acara duduk makan bersama di malam hari dengan melingkari tikar – tikar yang telah disiapkan.
Ritus Tikus
Ritus unik untuk mengusir tikus yang dilaksanakan di desa Lamaole – Kecamatan Solor Barat. Dalam bahasa lokal disebut “ Ledu “ dilaksanakan setiap bulan Juni. Tikus adalah hama yang merusak tanaman milik masyarakat setempat sehingga mengakibatkan kerugian bagi para penduduk. Upacara diawali dengan perburuan dan pembantaian tikus secara besar – besaran oleh seluruh warga, kemudian hasil buruan dikumpulkan dan dihitung. Dilanjutkan dengan upacara pengusiran hama tikus dengan cara dihanyutkan ke laut lepas sambil mengucapkan seruan “ Silahkan pergi kembali ke Lamalera karena pemimpinmu berasal dari sana “. Upacara ini hanya dilakukan oleh suku Gapun di wilayah Lamaole.
Upacara Pau Horo Bubu
Upacara tradisional untuk memberi makan Horo Bubu (Leluhur orang Riangkoli) yang dilaksanakan pada saat bulan purnama di rumah adat Sebuang Desa Sinamalaka, Kecamatan Tanjung Bunga. Upacara ini merupakan ungkapan rasa syukur dan terima kasih atas kehidupan yang telah diberikan oleh leluhur Horo Bubu kepada orang Riangkoli dengan puncak kegiatannya adalah makan nasi tumpeng (Rengki) secara bersama–sama yang dilanjutkan dengan menari sepanjang malam.
Upacara Adat Wuun Lolon
Upacara syukuran atas panenan jagung muda berlimpah yang dirayakan oleh orang Wulublolong Kecamatan Solor Timur. Puncak dari upacara ini adalah pesta “ Kebarek Rekan Wuun “ yang dilaksanakan pada hari keempat setelah purnama oleh kesepuluh suku yang berada di wilayah tersebut yakni : Lamoren, Koten, Lamanepa, Lamadiken, Lemanu I, Lemanu II, Lewotan I, Lewotan II, Lewotan III dan Menepalolon yang secara khusus diwakili oleh gadis–gadis dari masing–masing suku tersebut.
Upacara Adat Lekot Tenoda
Upacara tradisional untuk memungut hasil panenan jagung dan buah pinang oleh petani di desa Bubuatagamu, Kecamatan Solor Timur yang berlangsung di siang hari. Hasil panenan jagung dan buah pinang kemudian dibawa ke rumah adat di malam hari yang dimeriahkan dengan tarian–tarian tradisional dan acara makan bersama oleh kelima suku di wilayah tersebut. Keesokan harinya (pagi hari) hasil panenan jagung dibagikan kepada seluruh warga untuk dijadikan bibit tanaman pada tahun berikutnya, sedangkan buah pinang akan dibagikan kepada kelima suku di desa Bubuatagamu.
Upacara Adat Ledu
Ritus unik untuk mengusir tikus yang dilaksanakan di desa Lamaole, Kecamatan Solor Barat. Dalam bahasa lokal disebut “ Ledu “ dilaksanakan setiap bulan Juni. Tikus adalah hama yang merusak tanaman milik masyarakat setempat sehingga mengakibatkan kerugian bagi para penduduk. Upacara diawali dengan perburuan dan pembantaian tikus secara besar–besaran oleh seluruh warga, kemudian hasil buruan dikumpulkan dan dihitung. Dilanjutkan dengan upacara pengusiran hama tikus dengan cara dihanyutkan ke laut lepas sambil mengucapkan seruan “ Silahkan pergi kembali ke Lamalera karena pemimpinmu berasal dari sana “. Upacara ini hanya dilakukan oleh suku Gapun di wilayah Lamaole.
Upacara Adat Wuun Nuran
Upacara tradisional untuk mengungkapkan rasa syukur atas panen yang dilaksanakan oleh orang–orang di desa Balaweling, Kecamatan Solor Barat. Upacara ini dilaksanakan setiap 5 (lima) tahun sekali tepatnya pada bulan Juni oleh 4 (empat) suku di wilayah tersebut yakni : Niron (Kepala), Keban, Werang dan Mudajen. Penyelenggaraannya selama 2 (dua) hari yang diawali dengan Bau–Baku (membawa hasil panen) oleh keempat suku tersebut ke rumah adat suku Niron, kemudian dilakukan pembantaian hewan korban. Puncak dari acara ini adalah makan bersama.
Pesta Tradisonal Brauk
Merupakan pesta tradisional atas panen “ Sorgum “ (sejenis jagung) dilakukan oleh suku–suku di wilayah desa Karawatung, Kecamatan Solor Barat tepatnya 10 (sepuluh) hari setelah purnama setiap bulan Juni. Perayaan diawali dengan upacara memberi makan para leluhur dan diakhiri dengan pesta bersama oleh semua suku di wilayah tersebut. Kegiatan ini dibuat di rumah adat tempat dimana mereka mengekspresikan rasa syukur dan terima kasih atas kebersamaan yang telah dialami sebelumnya.
Upacara Adat Polo Ma
Merupakan rangkaian upacara panen yang diawali dengan syukuran atas hasil panen yang berlimpah pemberian dari leluhur tertinggi Lera Wulan Tanah Ekan. Upacara ini dilaksanakan secara masal di desa Baluk Hering, Kecamatan Lewolema karena penduduk setempat menganut sistem Gemohing (gotong royong) ketika bekerja untuk membuka kebun, menanam dan sampai pada saat memanen. Keunikan dari upacara ini adalah semua proses pekerjaan tersebut di atas diekspresikan dalam bentuk tarian untuk membangkitkan semangat gemohing.